Hasil di semester 2

Gazebo 
 Sketchup + Vray + PS
Lorong Hotel
Sketchup + Vray + PS



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category: 0 komentar

Estetika Bentuk Ruang dalam Ruang

Tema : Kekokohan
Ide dasar : Struktur Beton
Ide Bentuk : Kubus
Irama : Statis










Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category: 0 komentar

OH BAYI BAYIKU


Bu Mina sedang hamil tua, ia sedang berjalan tertatih tatih disebuah jalan, seraya
selalu terbebani oleh kandungannya yang sudah besar, kemanapun ia melangkahkan
kakinya, ia dibebani oleh kandungannya, dijalan, dirumah, berdiri, duduk bahkan
tidurpun ia selalu terganggu oleh perutnya, hanya satu harapan yang selalu
menghiburnya siang dan malam, "aku akan mendapatkan seorang anak yang akan
menjadi kebanggaanku kelak", tak ada seorang ibu yang tidak bercita-cita seperti ini,
iapun terus bersabar menahan segala penderitaan yang menimpanya, hingga saatsaat
melahirkanpun tiba.
Malam itu hujan turun dengan derasnya, Bu Mina merasakan bahwa kandungannya
akan segera lahir, suaminya, Imron berlari dikegelapan malam mencari bidan yang
rumahnya agak jauh dan harus ditempuh dengan berjalan kaki, tiada yang
mendorongnya untuk berlari di derasnya hujan selain keselamatan bayinya, kalau ia
harus melewati lautan apipun akan ditempuhnya asalkan bayinya selamat, iapun
sampai dirumah bidan yang sudah terlelap tidur, ia memaksa bidan untuk mau
menolong istrinya, ia rela mengorbankan semua hartanya asalkan bidan mau
menolongnya.
Bidan itu dengan enggan mengikuti Imron kerumahnya, ia melayani bidan itu lebih dari
pelayanan seorang ajudan terhadap rajanya, ia memayungi bidan seakan-akan jangan
sampai setetespun air hujan membasahi tubuh sang bidan, dengan penuh cemas
kalau-kalau sang bidan berubah pikiran untuk membatalkan niatnya, dibiarkannya
tubuh yang basah kuyup oleh derasnya hujan, mungkin apabila air hujan itu berupa
batu sekalipun ia tak akan memperdulikannya.
Ketika mereka tiba ditujuan, bidanpun menyiapkan segala sesuatunya sementara Bu
Mina sudah menjerit jerit menahan sakit. Waktupun berjalan dengan lambatnya, sang
suami bercucuran keringat dingin menunggu keadaan yang sangat kritis, terlintas
dalam pikirannya betapa indahnya kalau kepedihan sang istri dipindahkan kepadanya.
Tak lama terdengarlah tangis seorang bayi yang melengking memecah kesunyian
malam yang baru saja reda dari hujan lebat, tak lama bidanpun keluar memeluk
sesosok bayi mungil yang masih merah, sementara sang ibu masih tak sadarkan diri,
Imron menangis sambil memeluk bayi mungilnya, iapun menghadapkan dirinya
kekiblat, lalu mendekatkan mulutnya ketelinga sang bayi, "Allahu Akbar.. Allahu
Akbar, Allahu Akbar.. Allahu Akbar.., Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah.., Asyhadu
an Laa Ilaaha Illallah.., Asyhadu anna Muhammadurrasulullah..", ia mengadzankan
bayinya sambil bercucuran airmata kegembiraan.
Bayi mungil itu terus diasuh oleh ibunya tanpa mengenal waktu, sang ibu mengatur
segala-galanya demi kesehatan bayinya, mengatur kapan waktu bayi itu dimandikan,
dengan air yang tak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, mengatur waktu agar
bayi itu terkena matahari dipagi hari, memakaikan pakaiannya, membersihkan
tubuhnya, membedakinya, dan segala-galanya lebih dari perhatiannya pada dirinya
sendiri, dengan penuh kasih sayang. Sepasang suami istri itu terus mengayomi anak

mereka tanpa mengenal bosan, seringkali sang bayi mengganggu tidur mereka, tapi itu
semua tidak mengurangi kasih sayang mereka, Mereka menuntunnya berbicara,
mengenal nama-nama benda, menuntunnya berjalan, dan mengajarinya semua
perilaku kehidupan,
Sang ibu sudah kehilangan waktu untuk merias dirinya, sang ayahpun lupa waktu
dalam bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan bayinya. Anak merekapun tumbuh
semakin besar, tidaklah sang ayah pergi meninggalkan rumah terkecuali terbayang
canda anaknya dirumah, Waktupun berjalan dengan singkatnya.
Seorang lelaki tua terbaring disebuah ranjang, ia tersengal sengal menahan detik-detik
sakratulmaut, disampingnya duduklah seorang pemuda berambut gondrong dengan
perawakan kusam tanpa cahaya keimanan, pemuda itu tak tahu harus berbuat apa
atas ayahnya yang sudah di pintu kematiannya, lelaki tua itu hanya memandangi
anaknya tanpa mampu berucap apa-apa, pikirannya melayang beberapa puluh tahun
yang silam, saat ia berlari-lari ditengah derasnya hujan dikegelapan malam, ia teringat
ketika ia berteriak-teriak mengucapkan salam dirumah sang bidan sambil berharap
sang bidan mau membantunya, ia teringat pada saat ia mencucurkan airmata
kegembiraan dengan memeluk bayi mungilnya, ia teringat tatkala ia mendekap bayi
mungilnya, lalu mengadzankan sikecil, lalu menidurkan bayinya dengan senandung
kasih sayang.
Kini bayi mungil itu berubah menjadi pemuda gondrong berwajah kusam dan gelap dari
cahaya hidayah seakan akan ia ingin berkata.., "Tak kusangka… tak kusangka.., bayi
mungilku yang dulu kuadzankan dan kutimang akan seperti ini..., aku tidak
mengharapkan apa-apa darimu nak.., tapi bantulah ayah yang kini sedang dipintu
kematian", betapa hancur dan pilunya sang ayah yang harus menerima kepahitan
hidup yang paling pedih.., menemui kematian dengan meninggalkan anak yang tidak
mengenal keimanan, elaki tua itupun menemui kematiannya dengan menyedihkan,
dengan seribu kekecewaan yang terus akan menemaninya dikuburnya.
Pagi hari itu seorang ibu setengah baya sedang duduk diberanda rumahnya
memandangi kedatangan seorang pemuda berbaju putih dengan sarung dan peci yang
masih dibasahi air wudhu sambil membawakan terompah ibunya dan menaruhnya
dikaki sang ibu, seraya mencium tangan ibunya dan berkata "saya ngaji dulu bu" lalu
berlari terburu-buru dan hilang dikegelapan malam, tangan sang ibu masih dibasahi
bekas air wudhu anaknya, ibu itu memandangi kepergian anaknya sambil termenung,
Segala puji bagimu wahai Allah, aku ridho terhadap anakku, limpahkan kasih sayang
Mu atasnya.., tanpa terasa ibu itu mencucurkan airmata kegembiraan melihat keadaan
anaknya..,
Maka turunlah limpahan rahmat dari Yang Maha Agung terhadap pemuda itu, terhadap
ibunya dan ayahnya, mereka terus dinaungi kasih sayang Nya hingga mereka satu
persatu dipanggil ke hadapan Nya.
Termasuk sosok anak yang manakah dirimu wahai pembaca....?
Bu Mina sedang hamil tua, ia sedang berjalan tertatih tatih disebuah jalan, seraya
selalu terbebani oleh kandungannya yang sudah besar, kemanapun ia melangkahkan
kakinya, ia dibebani oleh kandungannya, dijalan, dirumah, berdiri, duduk bahkan
tidurpun ia selalu terganggu oleh perutnya, hanya satu harapan yang selalu
menghiburnya siang dan malam, "aku akan mendapatkan seorang anak yang akan
menjadi kebanggaanku kelak", tak ada seorang ibu yang tidak bercita-cita seperti ini,
iapun terus bersabar menahan segala penderitaan yang menimpanya, hingga saatsaat
melahirkanpun tiba.
Malam itu hujan turun dengan derasnya, Bu Mina merasakan bahwa kandungannya
akan segera lahir, suaminya, Imron berlari dikegelapan malam mencari bidan yang
rumahnya agak jauh dan harus ditempuh dengan berjalan kaki, tiada yang
mendorongnya untuk berlari di derasnya hujan selain keselamatan bayinya, kalau ia
harus melewati lautan apipun akan ditempuhnya asalkan bayinya selamat, iapun
sampai dirumah bidan yang sudah terlelap tidur, ia memaksa bidan untuk mau
menolong istrinya, ia rela mengorbankan semua hartanya asalkan bidan mau
menolongnya.
Bidan itu dengan enggan mengikuti Imron kerumahnya, ia melayani bidan itu lebih dari
pelayanan seorang ajudan terhadap rajanya, ia memayungi bidan seakan-akan jangan
sampai setetespun air hujan membasahi tubuh sang bidan, dengan penuh cemas
kalau-kalau sang bidan berubah pikiran untuk membatalkan niatnya, dibiarkannya
tubuh yang basah kuyup oleh derasnya hujan, mungkin apabila air hujan itu berupa
batu sekalipun ia tak akan memperdulikannya.
Ketika mereka tiba ditujuan, bidanpun menyiapkan segala sesuatunya sementara Bu
Mina sudah menjerit jerit menahan sakit. Waktupun berjalan dengan lambatnya, sang
suami bercucuran keringat dingin menunggu keadaan yang sangat kritis, terlintas
dalam pikirannya betapa indahnya kalau kepedihan sang istri dipindahkan kepadanya.
Tak lama terdengarlah tangis seorang bayi yang melengking memecah kesunyian
malam yang baru saja reda dari hujan lebat, tak lama bidanpun keluar memeluk
sesosok bayi mungil yang masih merah, sementara sang ibu masih tak sadarkan diri,
Imron menangis sambil memeluk bayi mungilnya, iapun menghadapkan dirinya
kekiblat, lalu mendekatkan mulutnya ketelinga sang bayi, "Allahu Akbar.. Allahu
Akbar, Allahu Akbar.. Allahu Akbar.., Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah.., Asyhadu
an Laa Ilaaha Illallah.., Asyhadu anna Muhammadurrasulullah..", ia mengadzankan
bayinya sambil bercucuran airmata kegembiraan.
Bayi mungil itu terus diasuh oleh ibunya tanpa mengenal waktu, sang ibu mengatur
segala-galanya demi kesehatan bayinya, mengatur kapan waktu bayi itu dimandikan,
dengan air yang tak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, mengatur waktu agar
bayi itu terkena matahari dipagi hari, memakaikan pakaiannya, membersihkan
tubuhnya, membedakinya, dan segala-galanya lebih dari perhatiannya pada dirinya
sendiri, dengan penuh kasih sayang. Sepasang suami istri itu terus mengayomi anak

mereka tanpa mengenal bosan, seringkali sang bayi mengganggu tidur mereka, tapi itu
semua tidak mengurangi kasih sayang mereka, Mereka menuntunnya berbicara,
mengenal nama-nama benda, menuntunnya berjalan, dan mengajarinya semua
perilaku kehidupan,
Sang ibu sudah kehilangan waktu untuk merias dirinya, sang ayahpun lupa waktu
dalam bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan bayinya. Anak merekapun tumbuh
semakin besar, tidaklah sang ayah pergi meninggalkan rumah terkecuali terbayang
canda anaknya dirumah, Waktupun berjalan dengan singkatnya.
Seorang lelaki tua terbaring disebuah ranjang, ia tersengal sengal menahan detik-detik
sakratulmaut, disampingnya duduklah seorang pemuda berambut gondrong dengan
perawakan kusam tanpa cahaya keimanan, pemuda itu tak tahu harus berbuat apa
atas ayahnya yang sudah di pintu kematiannya, lelaki tua itu hanya memandangi
anaknya tanpa mampu berucap apa-apa, pikirannya melayang beberapa puluh tahun
yang silam, saat ia berlari-lari ditengah derasnya hujan dikegelapan malam, ia teringat
ketika ia berteriak-teriak mengucapkan salam dirumah sang bidan sambil berharap
sang bidan mau membantunya, ia teringat pada saat ia mencucurkan airmata
kegembiraan dengan memeluk bayi mungilnya, ia teringat tatkala ia mendekap bayi
mungilnya, lalu mengadzankan sikecil, lalu menidurkan bayinya dengan senandung
kasih sayang.
Kini bayi mungil itu berubah menjadi pemuda gondrong berwajah kusam dan gelap dari
cahaya hidayah seakan akan ia ingin berkata.., "Tak kusangka… tak kusangka.., bayi
mungilku yang dulu kuadzankan dan kutimang akan seperti ini..., aku tidak
mengharapkan apa-apa darimu nak.., tapi bantulah ayah yang kini sedang dipintu
kematian", betapa hancur dan pilunya sang ayah yang harus menerima kepahitan
hidup yang paling pedih.., menemui kematian dengan meninggalkan anak yang tidak
mengenal keimanan, elaki tua itupun menemui kematiannya dengan menyedihkan,
dengan seribu kekecewaan yang terus akan menemaninya dikuburnya.
Pagi hari itu seorang ibu setengah baya sedang duduk diberanda rumahnya
memandangi kedatangan seorang pemuda berbaju putih dengan sarung dan peci yang
masih dibasahi air wudhu sambil membawakan terompah ibunya dan menaruhnya
dikaki sang ibu, seraya mencium tangan ibunya dan berkata "saya ngaji dulu bu" lalu
berlari terburu-buru dan hilang dikegelapan malam, tangan sang ibu masih dibasahi
bekas air wudhu anaknya, ibu itu memandangi kepergian anaknya sambil termenung,
Segala puji bagimu wahai Allah, aku ridho terhadap anakku, limpahkan kasih sayang
Mu atasnya.., tanpa terasa ibu itu mencucurkan airmata kegembiraan melihat keadaan
anaknya..,
Maka turunlah limpahan rahmat dari Yang Maha Agung terhadap pemuda itu, terhadap
ibunya dan ayahnya, mereka terus dinaungi kasih sayang Nya hingga mereka satu
persatu dipanggil ke hadapan Nya.
Termasuk sosok anak yang manakah dirimu wahai pembaca....?



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category: 0 komentar

Nasi Kebuli


Bagi warga Betawi, hari lahir (maulid) Nabi Muhammad SAW bukan hanya dirayakan pada Rabiul Awwal, bulan kelahiran Kanjeng Nabi. Di masjid-masjid tradisional, orang merayakannya sampai dua atau tiga bulan sesudahnya. Bahkan saat khitanan dan pernikahan, kitab maulid selalu dibacakan.
Nasi kebuli merupakan menu yang selalu dihidangkan pada peringatan maulid Nabi, terutama di kalangan keturunan Arab. Hidangan nasi kebuli dianggap kurang afdol tanpa daging kambing. Entah berapa puluh ribu ekor kambing dipotong untuk hidangan nasi kebuli. Daging kambing dijadikan kari, gulai, semur dan masakan lainnya.
Habib Umar bin Hud Alatas, saat peringatan maulid Nabi di kediamannya, Cipayung, Bogor, telah memotong 1.500 ekor kambing dan menanak tidak kurang dari 10 ton beras. Jumlah sebanyak itu mungkin bisa masuk Rekor Museum Indonesia (Muri).
Tidak heran, saat Habib Umar masih hidup, acara maulidnya bisa menyedot puluhan ribu jamaah, termasuk para tamu yang datang dari Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Begitu juga saat perayaan Maulid nabi di kediaman Habib Muhsin bin Ali Al- Attas kko ( depok ) 16 Mei 2009, nasi kebuli di siapkan dengan banyaknya.
Pada awal tahun 1960-an, ketika Habib Umar dan keluarganya kembali dari tanah suci, terjadi konfrontasi antara RI dan Malaysia. Kala itu mereka tengah berada di Singapura, yang masih bergabung dengan Malaysia. Selama lima tahun di Singapura dan Malaysia, Habib Umar dengan ajaran-ajarannya dapat memikat umat Islam di sana.
Setelah konfrontasi berakhir (akhir 1965), Habib Umar kembali ke Jakarta. Ratusan muridnya selalu datang ketika ia menyelenggarakan acara peringatan maulid Nabi. PM Tun Razak dan PM Mahathir Muhammad bila ke Jakarta selalu mampir ke kediaman Habib Umar, saat tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Acara maulid Nabi yang juga dihadiri puluhan ribu jamaah juga terjadi di Majelis Taklim Habib Ali, Kwitang, Jakarta Pusat. Tahun ini, acara maulid Nabi yang berlangsung hari Kamis bulan Rabiul Awal, telah berusia 92 tahun.
Selama masih hidup, Habib Ali Alhabsyi (wafat pada 1968 dalam usia 102 tahun) telah menyelenggarakan acara maulid Nabi di Kwitang selama 51 tahun tanpa henti. Sedangkan putranya, Habib Muhammad, telah 26 kali mengadakan acara maulid Nabi. Tahun ini, untuk yang ke-15 kalinya, acara maulid Nabi di Kwitang dipimpin oleh Habib Abdurahman, cucu Habib Ali.
Sejak 92 tahun lalu, hidangan maulid Nabi di Kwitang tidak pernah berubah: nasi kebuli. Jauh sebelum itu, hidangan maulid Nabi dan hidangan perkawinan serta pernikahan di kalangan masyarakat keturunan Arab hampir tidak pernah berubah — selalu ada nasi kebuli.
Tapi, apakah benar nasi kebuli berasal dari Hadramaut, tempat hampir segenap warga keturunan Arab di Indonesia, Malaysia dan Singapura, berasal. Mengingat makanan pokok masyarakat Arab sendiri, baik di Hadramaut maupun negara Arab lainnya, adalah roti dan gandum.
Ceritanya, pada awal kedatangan mereka dari Hadramaut lebih dulu mampir dan bahkan banyak yang tinggal bertahun-tahun di Gujarat, India. Saat itu, Timur Tengah seperti juga India, berada di bawah jajahan Inggris, sedangkan Indonesia berada di bawah kekuasaan Belanda.
Jadi tidak ada masalah dengan paspor. Di Gujarat, sambil berdagang dan menyebarkan agama, mereka tertarik pada masakan India yang banyak bumbunya. Generasi berikutnya yang datang dari Gujarat ke Nusantara juga meneruskan kebiasaan kakek mereka di India membuat nasi yang diberi bumbu-bumbu.
Habib Abdurahman, pimpinan majelis taklim Habib Ali Kwitang, membenarkan bahwa pembuatan nasi kebuli diramu dengan bumbu-bumbu. Dia sudah belasan tahun menangani sendiri pembuatannya. Bumbu-bumbunya adalah ketumbar jintan, kapulangi, bawang bombay dan minyak samin yang 99,9 persen berupa mentega susu.
Sekarang ini banyak dijual bumbu nasi kebuli yang sudah siap pakai. Tapi, menurut Habib Abdurahman, perlu keahlian dalam meramunya. Tidak heran kalau banyak yang menyatakan bahwa nasi kebuli Kwitang paling enak rasanya. Berasnya produksi Amerika, Thailand atau India.
Tahun ilalu, majelis taklim Kwitang, untuk keperluan acara maulid Nabi pada 3 April 2008, akan memotong paling sedikit 200 ekor kambing, dengan harga rata-rata antara Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu per ekor. ”Alhamdulillah, banyak kawan-kawan yang membantu, sekalipun saya tidak minta sumbangan,” ujar Habib Abdurrahman.
Kegiatan maulid dimulai dengan ziarah ke makam Habib Ali di samping Masjid Kwitang. Hari Kamis sore berlangsung maulid hingga magrib, dilanjutkan makan nasi kebuli. Malamnya diadakan hiburan gambus, yang juga telah menjadi tradisi sejak Habib Ali masih hidup.
Bukan hanya kebulinya yang dibanggakan oleh Habib Abdurahman, tapi kharisa buatannya juga sangat dikenal masyarakat. Kharisa — yang terbuat dari daging kambing sebanyak 5 sampai 7 ekor dimasak sejak malam hingga pukul 04.00 pagi — hingga menjadi seperti bubur.
Kemudian daging kambing yang sudah membubur itu dicampur dengan gandum (haverut). Juga setelah diberi bumbu. Setelah berbentuk hidangan bundar seperti kue lapis, di tengahnya diberi diberi lubang untuk minyak samin. Saat akan disantap terlebih dulu dicocol ke minyak samin.
Makanan tersebut dihidangkan saat sarapan pagi hari Jumat setelah sekitar 200 sampai 300 tamu menginap untuk menyaksikan gambus dan ber-zalim. ”Ayah saya menamakan makanan daging kambing yang telah menjadi bubur itu sebagai makanan sayang istri, karena dapat menambah vitalitas yang tinggi hingga bisa menyenangkan istri,” kata Habib Abdurahman sambil tertawa.
Tidak takut kolestrol dan darah tinggi? ”Orang yang hadir ke acara maulid Nabi banyak yang yakin makan nasi kebuli membawa berkah. Untuk menetralisirnya, tiap hidangan untuk 5 atau 6 orang, dilengkapi asinan yang terdiri dari tomat, nanas dan ketimun,” kata Habib.
Meskipun awalnya berasal dari India, nasi kebuli kini sangat digemari. Terbukti dari banyaknya rumah makan yang menghidangkannya. Di Condet, Jakarta Timur, tidak kurang ada empat rumah makan yang menyediakan nasi kebuli, seperti Abu Salim, Puas, Mukalla dan Musawa.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category: 0 komentar
Search Terms : property home overseas properties property county mobil sedan oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah free-islamic-blogspot-template cute blogger template free-blog-skins-templates new-free-blogger-templates good template blogger template blogger ponsel Download template blogger Free Software Blog Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car template website blog gratis daftar html template kumpulan templet Honda SUV car body design office property properties to buy properti new